Rabu, 09 Januari 2013

STATIC ROUTING

STATIC ROUTING
A.   Latar Belakang Masalah
Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari satu jaringan ke jaringan yang lain.  Rute ini disebut dengan route dan informasi route secara dinamis dapat diberikan ke router yang lain ataupun dapat diberikan secara statis ke router lain.
Konsep dasar dari routing adalah bahwa router meneruskan paket-paket IP berdasarkan pada IP address tujuan yang ada dalam header IP paket. Dia mencocokkan IP address tujuan dengan routing table dengan harapan menemukan kecocokan entri; suatu entri yang menyatakan kepada router ke mana paket selanjutnya harus diteruskan. Jika tidak ada kecocokan entri yang ada dalam routing table, dan tidak ada default route, maka router tersebut akan membuang paket tersebut. Untuk itu adalah sangat penting untuk mempunyai isian routing table yang tepat dan benar.
Agar isian pada tabel routing tepat dan benar, maka perlu bantuan dari adminstrator untuk mengisikannya, oleh karena itu routing static adalah pilihan tepat untuk membangun sebuah jaringan, terutama untuk jaringan berskala kecil.

B.   Identifikasi Masalah
Routing static merupakan salah satu pilihan dalam membangun sebuah jaringan.
C.   Batasan Masalah
Makalah ini akan membahas mengenai routing static.
D.   Perumusan Masalah
Dari batasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut.
1.      Apa yang dimaksud dengan routing static?
2.      Bagaimana cara kerja dari routing static?
3.      Apa saja kelebian dan kekurangan dari membangun jaringan dengan routing static?
4.      Bagaimana cara mengkonfigurasi perangkat jaringan dengan routing static?
5.       
E.    Tujuan
Tujuan penulisan makalah mengenai routing static ini adalah sebagai berikut.
1.      Untuk mengetahui definisi dari routing static.
2.      Untuk mengetahui cara kerja routing static
3.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari routing static.
4.      Untuk mengetahui cara mengkonfigurasi pada routing static.
F.   Teori
1.    Pengertian Router
Router adalah perangkat yang akan melewatkan paket IP dari suatu jaringan ke jaringan yang lain, menggunakan metode addressing dan protokol tertentu untuk melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur di antara keduanya.
Router-router yang saling terhubung dalam jaringan internet turut serta dalam sebuah algoritma routing terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket IP dari sistem ke sistem lain. IP tidak mengetahui jalur keseluruhan menuju tujuan setiap paket. IP routing hanya menyediakan IP address dari router berikutnya yang menurutnya lebih dekat ke host tujuan.
PC Router adalah Personal Computer (PC) yang digunakan sebagai router (routing) biasanya yang digunakan adalah PC – multihomed, yaitu komputer yang memiliki lebih dari 1 NIC (Network Interface Card).
2.    Routing
Routing (perutean) merupakan cara bagaimana suatu trafik atau lalu lintas dalam jaringan dapat menentukan lokasi tujuan dan cara tercepat menuju ke tujuan tersebut sesuai dengan alamat IP yang diberikan.
Perutean dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: static route dan dynamic route. Penggunaan default gateway dan static route dapat disesuaikan dengan kebutuhan pada saat mendesain suatu jaringan, apakah route yang dibuat bersifat kompleks atau sederhana. Untuk desain route sederhana, kemungkinan besar dapat digunakan dengan menggunakan default gateway. Tetapi seandainya kondisi jaringan sudah begitu kompleks, dapat kita gunakan routing static atau kombinasi dengan menggunakan default gateway dan static route pada titik-titik tertentu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.   Definisi  Static Router
 STATIC ROUTER adalah suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing table (tabe; routing) dengan konfigurasi manual. Static router (yang menggunakan solusi static route) haruslah dikonfigurasi secara manual dan di-maintain secara terpisah karena tidak melakukan pertukaran informasi routing table secara dinamis dengan router-router lainnya. 
Suatu static route akan berfungsi sempurna jika routing table berisi suatu route untuk setiap jaringan di dalam internetwork yang mana dikonfigurasi secara manual oleh administrator jaringan. Setiap host pada jaringan harus dikonfigurasi untuk mengarah kepada default route atau default gateway agar cocok dengan IP address dari interface local router, di mana router memeriksa routing table dan menentukan route yang mana digunakan untuk meneruskan paket.
Static route terdiri dari perintah-perintah konfigurasi sendiri-sendiri untuk setiap route kepada router. Sebuah router hanya akan meneruskan paket kepada subnet-subnet yang hanya ada pada routing table. Sebuah router selalu mengetahui route yang bersentuhan langsung kepadanya keluar dari interface router yang mempunyai status “up and up” pada line interface dan protokolnya. Dengan menambahkan static route, sebuah router dapat diberitahukan ke mana harus meneruskan paket-paket kepada subnet-subnet yang tidak bersentuhan langsung kepadanya.
Router tabelnya diset manual dan disimpan dalam router. Seorang administrator harus meng-update route static ini secara manual ketika terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork). Oleh karena itu routing static biasanya digunakan untuk membangun jaringan yang berskala kecil.
B.   Tabel Routing
Tabel routing (routing table) terdiri atas entri-entri rute dan setiap entri rute terdiri dari IP Address. Berikut adalah field dari tabel routing IPv4.
1.      Destination
Dapat berupa alamat IPv4 atau prefix alamat IPv4. Dalam Windows, kolom ini dinamakan Network Destination dalam display perintah route print.
2.      Network Mask
Subnet mask digunakan untuk menyesuaikan tujuan alamat IPv4 dari nilai paket yang dikirim dari field destination. Pada windows, kolom ini dinamakan Netmask.
3.      Next-Hop
Alamat IPv4 yang dilewati. Pada tabel router di Windows, kolom ini dinamakan Gateway.
4.      Interface
Interface jaringan yang digunakan untuk mengirim kembali paket IPv4. Dalam Windows, kolom ini berisi alamat IPv4 yang ditugaskan sebagai interface.
5.      Metric
Merupakan angka yang digunakan sebagai indikasi penggunaan route sehingga menjadi route yang terbaik di antara banyak route dengan tujuan yang sama bisa dipilih. Metric dapat menunjuk pada banyak links di jalan ke tujuan atau rute yang diinginkan untuk digunakan, tergantung banyak link.
C.   Cara Kerja Routing Static
Cara kerja static routing dapat dibagi menjadi 3 bagian:
1.      Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router
2.      Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing
3.      Routing static digunakan untuk melewatkan paket data
4.       
D.   Membuat Tabel Routing Static
Berikut adalah contoh perintah route pada Windows NT.
1.      Route [command] [Destination] [mask] [netmask] [gateway]
            Route menerima empat opsi:
ü  add menambahkan route ke tabel
ü  delete menghapus route dari tabel
ü  change mengubah routing pada entri tabel
ü  print mencetak tabel routing
2.      destination adalah parameter pilihan yang menyebutkan alamat jaringan tujuan yang akan     disebutkan pada entri tabel routing.
3.      mask adalah netmask dari destination.
4.      gateway adalah parameter pilihan yang menentukan alamat IP dari gateway yang akan digunakan saat melakukan routing datagram ke tujuan.
5.       
E.   Kelebihan dan Kekurangan Router Static
1.    Keuntungan Static Route
a.    Static route lebih aman dibanding dynamic route
b.    Static route kebal dari segala usaha hacker untuk men-spoof paket dynamic routing
       protocols dengan maksud melakukan konfigurasi router untuk tujuan membajak
       traffic.
2.    Kerugian
                        a.    Administrasinya adalah cukup rumit dibanding dynamic routing, khususnya
                              jika   terdiri dari banyak router yang perlu dikonfigurasi secara manual.
                              b.    Rentan terhadap kesalahan saat entri data static route dengan cara manual.
                                                                   
BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Suatu static route adalah suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing table dengan konfigurasi manual. Disisi lain, dynamic routing adalah suatu mekanisme routing di mana pertukaran routing table antar router yang ada pada jaringan dilakukan secara dynamic.
Dalam skala jaringan yang kecil yang mungkin terdiri dari dua atau tiga router saja, pemakaian static route lebih umum dipakai. Static router (yang menggunakan solusi static route) haruslah dikonfigurasi secara manual dan di-maintain secara terpisah karena tidak melakukan pertukaran informasi routing table secara dinamis dengan router-router lainnya.
Suatu static route akan berfungsi sempurna jika routing table berisi suatu route untuk setiap jaringan didalam internetwork yang mana dikonfigurasi secara manual oleh administrator jaringan. Setiap host pada jaringan harus dikonfigurasi untuk mengarah kepada default route atau default gateway agar cocok dengan IP address dari interface local router, di mana router memeriksa routing table dan menentukan route yang mana digunakan untuk meneruskan paket.
Konsep dasar dari routing adalah bahwa router meneruskan IP paket berdasarkan pada IP address tujuan yang ada dalam header IP paket. Dia mencocokkan IP address tujuan dengan routing table dengan harapan menemukan kecocokan entri–suatu entri yang menyatakan kepada router kemana paket selanjutnya harus diteruskan. Jika tidak ada kecocokan entri yang ada dalam routing table, dan tidak ada default route, maka router tersebut akan membuang paket tersebut. Untuk itu adalah sangat penting untuk mempunyai isian routing table yang tepat dan benar.
Keuntungan static route:
      1. Static route lebih aman dibanding dynamic route
2. Static route kebal dari segala usaha hacker untuk men-spoof paket dynamic routing
    protocols dengan maksud melakukan konfigurasi router untuk tujuan membajak traffic.
Kerugian static routing:
1. Administrasinya adalah cukup rumit dibanding dynamic routing, khususnya jika terdiri dari banyak router yang perlu dikonfigurasi secara manual.
2. Rentan terhadap kesalahan saat entri data static route dengan cara manual.
B.   Saran
Dari kesimpulan makalah ini, maka berikut adalah saran yang dapat penulis berikan.
1.Penggunaan static route ini sebaiknya digunakan pada jaringan sederhana saja karena jika    jaringannya rumit, maka akan susah membuat static route-nya.
2.Dalam melakukan entri data, administrator diharap lebih hati-hati dan teliti, karena dalam pengentrian data dengan static route rentan terjadi kesalahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar